8.12.10

Memory in High School Sabtu, 9 Oktober 2004

Memory in High School
Sabtu, 9 Oktober 2004

Hari ini, Za bersama teman – teman SMA Negeri 98 Jakarta Timur, pergi berkemah ke Cibodas.Kami berkemah untuk mengikuti kegiatan LATGAB, yaitu singkatan dari Latihan Gabungan yang diadakan oleh OSIS SMA Negeri 98 Jakarta Timur yang diikuti berbagai organisasi di SMA Negeri 98 Jakarta Timur. Meliputi Organisasi kerohanian, yaitu ROHIS, ROKRIS, ROHBUD, lalu organisasi Keolahragaan, seperti Basket, Hockey, Sepak bola, dan organisasi Karya Ilmiah Remaja, Saya bersama teman – teman organisasi Rohani Islampun mengikuti kegiatan tersebut. Kami anak – anak ROHIS mengikuti kegiatan tersebut dengan tujuan untuk membekali kami dengan materi keorganisasian dan juga sebagai kesempatan untuk mempererat tali silaturrahmi internal organisasi kami, maupun dengan organisasi lainnya.

Pada pukul 07.00 lewat, kami berkumpul untuk persiapan apel pemberangkatan. Di apel tersebut, kami mempersiapkan kembali segala kebutuhan, karena di sana, kami benar – benar mandiri, tanpa disiapkan makanan, ataupun tempat naungan untuk tidur. Maka kami harus benar – benar mempersiapkan segala sesuatunya dari mulai konsumsi, hingga tenda untuk tidur. Tepat pukul 08.00 lewat, kami berangkat ke Cibodas dengan menggunakan tronton. Dalam perjalanan, menuju Cibodas, saya banyak bertukar fikiran dengan teman saya yang bernama Novi, dari mulai membahas keagamaan sampai membahas masalah pribadi, sehingga perjalanan kali ini, tidak membosankan.

Sesampainya di Cibodas, kami melepaskan lelah sejenak di atas rumput yang terbentang luas. Dengan mengucapkan syukur, kami sangat berterima kasih kepada Allah, karena sudah memberikan kami kemudahan dalam perjalanan menuju tempat ini. Tak berapa lama, kami melepas lelah, adzan dzuhurpun berkumandang dari handphone temanku yang pada saat itu, sudah diinstal akan adzan jika sudah masuk waktu dzuhur. Kami berada di daerah umum yang tidak ada masjidnya, jadi kami berpatokan pada adzan dari handphone temanku itu.

Bagi kami, mensegerakan shalat, adalah hal yang sangat penting, maka sebelum melakukan aktivitas lain, dengan langkah yang mulai lelah, kami berjalan mencari tempat untuk melaksanakan shalat dzuhur. Ternyata, ada sebuah tempat shalat berupa sebuah musholla kecil yang berada tepat di tengah danau berukuran kecil. Akupun bergegas menuju musholla itu. Segarnya air yang membasuh bagian tubuhku saat berwudhu, membuat semangatku kembali lagi. Kamipun melakukan shalat berjama’ah di jama’ taqdim yang dipimpin oleh ketua ROHIS.

Setelah shalat, suara dalam perutku berbunyi, menandakan waktunya mengisi dengan makan. Sebelum ke Cibodas, kami sudah mempersiapkan susunan sie yang bertanggung jawab untuk sie. konsumsi, aku adalah salah satu orang yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan makanan. Akupun bersama sie. Konsumsi yang lain, mempersiapkannya. Alhamdulillah, seluruh teman – teman ROHISpun makan dengan lahapnya, akan tetapi, makanan tetap banyak. Akhirnya sebagian makanan tersebut,kami berikan kepada organisasi lainnya.

Sesudah mengisi jasadiah, kami mengisi ruhiah kami dengan tilawah berjama’ah dan pembacaan Al Ma’tsurat bersama. Kemudian, kami mempersiapkan tenda untuk bermalam dari siang sampai sore hari. Pada sore harinya, sampai dengan tengah malam, kami mengikuti seluruh acara latihan gabungan yang diadakan oleh panitia OSIS. Kegiatan yang diadakan, membuatku semakin memahami bagaimana mengelola organisasi dengan baik, bagaimana menjadi pemimpin yang baik, hingga bagaimana memecahkan masalah yang berkaitan dengan keorganisasian.

Setiap organisasi, diberikan tugas membawa kayu / bambu dari rumah, untuk digunakan sebagai bahan bakar api unggun. Tepat saat tengah malam, seluruh organisasi dikumpulkan di sebuah lokasi yang luas. Kayu yang kami bawapun disusun tepat di tengah lapangan. Kayupun mulai dibakar, kobaran api yang kian lama kian besar, mampu mengalahkan dinginnya malam saat itu. Akupun merasakan kehangatan dari kobaran api tersebut. Kulihat kobaran api tersebut begitu indah dan mempesonakan bagi setiap individu yang melihat dahsyat kobarannya.

Akan tetapi, kemudian akupun mulai merinding ketakutan. Aku merenung untuk beberapa saat. Aku merenung, tentang sebuah tempat, dimana tak ada seorangpun yang ingin berada di dalamnya, bahkan mendengarnyapun setiap makhluk pasti akan merinding ketakutan akan hebatnya, dahsyatnya, dan luar biasa panasnya kobaran api tersebut. Itulah neraka jahannam yang diperuntukkan bagi orang – orang yang mengingkari Allah SWT. Semoga aku dan teman – temanku, maupun seluruh makhluk yang menjalankan syariat islam tdak masuk ke dalamnya, Amin,

Api unggunpun mulai padam, kami masih diinstruksikan berada di tempat tersebut, Panitiapun membagikan lilin yang dipegang oleh setiap orang, Seluruh Pembina organisasi keagamaan diminta untuk melakukan renungan bersama di depan kami semuanya. Renungan dimaksudkan sebagai muhasabah diri kita tentang kekuasaan Tuhan semesta alam yang telah memberikan kenikmatan kepada kami. Seluruh Pembina organisasi keagamaan menyampaikan renungan secara bergantian, dari mulai agama islam, Kristen, hindu, maupun budha ikut. Saat Pembina rohis menyampaikan renungan, tak terasa, meneteslah air mata ini membasahi pipi. Anginpun bertiup lembut membuat air mata yang membasuhi pipi ini terasa sejuk

Awalnya, aku mengikuti renungan dengan cukup syahdu, saat Pembina rohis memberikan renungan. Lalu renungan diikuti oleh Pembina organisasi yang lainnya, Malampun kian larut, akupun mulai merasakan dinginnya angin malam. Akhirnya, mata ini terpejam untuk sesaat, hingga lilin yang aku pegang terjatuh ke rerumputan. Waduh malunya saat itu. Kuambil kembali lilin yang jatuh, dan melanjutkan mengikuti renungan. Saat acara selesai, hujanpun mulai turun, aku bergegas menuju tenda. Saat mata ini mulai terpejam, kudengar suara ikhwan dari luar yang berjaga malam, “ Ukhti…yang masih belum tidur, bisa keluar tenda sebentar, kami minta dibuatkan minuman hangat !” , sayup – sayup kudengar ada temanku menjawabnya, akhirnya suara itupun hilang mengiringi kelelapanku. Dalam hatiku memohon ma’af, karena bukannya tidak mau membuatkan minum (karena aku sie. konsumsi) , akan tetapi, mata ini begitu lelah. Ma’af ya, akhi…

Belum sampai sejam, kupejamkan mata ini, akupun diabangunkan untuk menunaikan shalat malam. Angin malam ini, begitu dinginnya, membuat shalat tahajud malam ini begitu berkenang. Kekhusuanpun mengalahkan rasa kantukku yang kian menghilang. Saat shalat, aku mendengarkan suara isak tangis beberapa teman seperjuangan. Isakan tersebut membuatku mengingat kembali renunganku saat acara di depan api unggun. Ya Rabb…jauhkanlah aku dari narakaMu dan aku sangat merindukan Syurgamu

Setelah shalat tahajud, shalat subuh, dan mengisi ruhiayah, sebagai sie, konsumsi, tugaspun menanti, yaitu memasak makanan. Pagi inipun hujan mengguyur deras. Tak ada yang berani keluar tenda. Bahkan air hujan, masuk ke dalam tenda, membuat seluruh penghuni dalam tenda menggigil kedinginan. Hujanpun mulai berganti menjadi gerimis, sie. Konsumsi melanjutkan memasak. Karena gerimis yang tidak kunjung reda, api kompor tidak menyala dengan baik, sehingga makanan yang kami masak tidak matang – matang.

Akhirnya hujanpun reda, saat panitia memulai kegiatan kembali, yaitu outbond, kami belum selesai memasak, sehingga dengan perut lapar, kami melanjutkan kegiatan. Karena kebijakan panitia OSIS, sie. Komsumsi dari organisasi ROHIS boleh tidak ikut serta kegiatan untuk mempersiapkan makanan. Ya Allah…inikah rencanamu ? Tapi, kami tetap bersabar.

Akhirnya setelah selesai memasak, kami sie,konsumsi melihat teman – teman yang ikut outbond. Wa…h seru banget outbondnya. Dari mulai melintasi danau dengan 2 tali, lalu dengan 1 tali, kemudian merayap seperti latihan militer yang diatasnya ada ranjau buatan, meloncati kayu, melewati tali yang terpasang diantara 2 pohon, tanpa boleh terkena, dan outbond lainnya yang menguras tenaga dan membutuhkan kerjasama tim yang solid. Sebagai sie, konsumsi, akupun banyak meminta maaf, karena kalian belum makan. Melihat semangat kalian semua yang tidak pantang menyerah, akupun telah mempersiapkan menu utama, sebagai permintaan ma’af dari kami sebagai konsumsi.Kegiatan outbond berakhir pada siang hari. Kulihat binar dimata teman – temanku. Ya, mereka adalah militant – militant hebat yang solid, mereka dapat menuntaskan misi sampai selesai dan dapat mengalahkan organisasi lainnya. Saat yang ditunggu oleh merekapun tiba, kami mempersiapkan masakan yang terbaik, sehingga kami makan bersama – sama dengan suasana yang begitu akrab.

Matahari mulai terbenam, alhamdulillah, seluruh kegiatanpun selesai. Kami beres – beres merapihkan seluruh barang – barang. Sebelum kembali ke rumah masing – masing, kami banyak memanjatkan do’a diakhir kegiatan dengan dipandu ketua ROHIS kami. Ya Allah, terima kasih, engkau telah membuat kami semakin solid dan pengalaman kali ini akan kami ingat sebagai pelajaran yang berharga bagi kami semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar